Rabu, 27 Februari 2013

ANTARA SABAR DAN MENGELUH

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya. "Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain karena itu pasti karena tidak pernah risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau."

Abul Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu?"

Wanita itu menjawab, "Pada suati hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan aku mempunyai dua orang anak, yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, maukah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?" Jawab adiknya, "Baiklah, aku mau." Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh srigala, lalu ayahmya pergi mencari anakknya itu hingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk itu dan tumpahlah air panas ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang sudah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara diantara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, melainkan ia menemukan diantara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti, yakni sia-sia belaka."

* * *

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan dimana kesabarang sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Begitu juga mengeluh, perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama.

Sabda Rasulullah SAW:
"Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."

Dan sabdanya pula:
"Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh jika ia mati sebelum bertaubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari api neraka." (HR. Imam Majah)

Semoga kita dijadikan sebagai hamba Allah yang sabar dalam menghadapi segala musibah. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar